Manusia Gurun

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Manusia Gurun
Kerusuhan di Kota Linkoping, Swedia, Kamis sore (14/4) yang terpicu rencana aksi demonstrasi membakar Alqur'an. Foto: Twitter/PontusPersson5

Kebencian terhadap Islam dan salah paham terhadap Islam menjadi fenomena yang berkepanjangan di Eropa dan berbagai penjuru dunia.

PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) Maret lalu sudah mengeluarkan resolusi anti-islamophobia untuk memerangi pandangan yang bias terhadap Islam, tetapi para politisi anti-Islam masih tetap banyak melakukan kampanye negatif secara terbuka terhadap Islam.

Kericuhan terjadi akhir pekan di Swedia untuk memprotes pembakaran Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan.

Sejumlah korban cedera dengan tiga polisi menjadi korban. Paludan bukannya meminta maaf, malah menantang akan membakar lebih banyak Al-Qur'an lagi.

Tindakan ini dia anggap sebagai bagian dari ekspresi untuk memberi tahu publik bahwa Al-Qur'an adalah sumber kekerasan dan keterbelakangan.

Tindakan anti-Islam masih menjadi fenomena yang luas di Eropa.

Di Prancis, Marine Le Pen, politikus sayap kanan yang sangat anti-Islam baru saja dikalahkan oleh Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden.

Akan tetapi, perolehan suara Le Pen yang mencapai 11 juta menunjukkan dukungan yang luas dari pemilih Prancis.

Prof Budi dianggap melecehkan syariah Islam karena menyebut perempuan yang memakai hijab sebagai pakaian manusia gurun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News