Manusia Gurun

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Manusia Gurun
Kerusuhan di Kota Linkoping, Swedia, Kamis sore (14/4) yang terpicu rencana aksi demonstrasi membakar Alqur'an. Foto: Twitter/PontusPersson5

Macron menjadi presiden periode kedua untuk masa lima tahun ke depan, tetapi tidak berarti umat Islam di Prancis bisa bernapas lega.

Macron tetap seorang politikus sekular-liberal yang tidak menghendaki ekspresi religius di ruang publik.

Kasus pelecehan Nabi Muhammad yang dilakukan oleh majalah Charlie Hebdo menjadi momen yang membuktikan bahwa Macron tidak akan bertindak keras terhadap pelecehan simbol Islam atas nama kebebasan berekspresi.

Atas nama kebebasan berpendapat, Macron membela Charlie Hebdo dan menyerang Islam dengan menyebutnya sebagai agama yang sedang dilanda krisis di mana-mana.

Macron menegaskan tidak akan mengorbankan kebebasan berpendapat karena tekanan terorisme.

Seperti menyiram bensin pada api, pernyataan Macron menyulut protes di seluruh dunia Islam.

Seorang pemuda imigran Tunisia berusia 19 tahun Brahim Aoussaaoui merangsek dengan pisau ke sebuah gereja di Nice, Prancis, membunuh tiga orang.

Salah satunya digorok di leher. Polisi menembak mati Aoissaaoui dengan 14 peluru.

Prof Budi dianggap melecehkan syariah Islam karena menyebut perempuan yang memakai hijab sebagai pakaian manusia gurun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News