Masa yang Sulit Cari Pemimpin

Oleh Dahlan Iskan

Masa yang Sulit Cari Pemimpin
Masa yang Sulit Cari Pemimpin

Tapi, aktivis partai benar-benar muak dengan Trump. Di mata mereka, Trump ibarat lokomotif bobrok. Seraya tidak bisa mengandalkan pemenang kedua: Ted Cruz.

Mulailah kini dicari-cari. Siapa yang Republik. Siapa yang bisa mengalahkan Hillary. Siapa yang bisa menjadi pemimpin negara.

’’Cari militer saja!’’ tulis David Ignatius, penulis sindikat kolumnis terkemuka.

Maka dia munculkan empat nama. Jenderal pensiunan yang pantas untuk itu.

Mungkin usul itu akan ditolak. Atau diterima. Tapi, usul tersebut menggambarkan sulitnya cari pemimpin dari lingkungan Partai Republik. Hasil pemilu awal di New York 19 April hari ini benar-benar ditunggu. Untuk menentukan arah berikutnya.

Sebetulnya, menurut kalangan Partai Republik, begitu banyak titik lemah yang bisa diserangkan pada Hillary. Terutama soal usia, dalam pengertian pemahaman terhadap perubahan perilaku pemilih tadi. Soal ini diulas dengan kritis oleh Grover Norquist. Dia adalah presiden LSM gerakan reformasi pajak. Juga direktur perkumpulan pemilik senjata. Dan aktivis hak pengasuhan anak.

Inilah, tulisnya, zaman yang benar-benar baru. Ketika taksi Uber tiba-tiba muncul.

Inilah zaman ketika sistem sekolah jenis baru menggejala dengan cepat. Disebut sistem charter school. Kini sudah 3 juta murid yang memilih bersekolah jenis ini. Dan terbukti lebih unggul.

HILLARY Clinton terlalu tua. Dalam pengertian dari sudut pergantian generasi. Diragukan apakah dia memahami perubahan zaman. Ted Cruz terlalu lokal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News