Masjidpreneur

Oleh: Joko Intarto

Masjidpreneur
Masjid Istiqlal, Jakarta. Foto: Dery Ridwansyah/Jawa Pos

jpnn.com - Dua orang ini tinggal berdekatan. Tapi tak saling kenal. Sampai suatu hari saya mempertemukan keduanya. Dua pekan lalu.

Zendy yang pengusaha property di Bekasi itu merasa galau. Sebagai ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Ia ingin mencarikan pekerjaan bagi warga miskin di sekitar masjid yang berstatus janda dan miskin.

Masjid punya uang. Dari infak para jemaah. Tapi pekerjaan untuk warga tak kunjung ketemu.

Memang tak mudah menemukan jenis pekerjaan itu. Karena keterbatasan skill, usia dan pendidikan mereka. "Ada ide?" tanya Zendi lewat WhatsApp, menjelang tengah malam.

Saya tidak segera menjawab. Otak saya berpikir keras. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah: harus mudah dikerjakan, harus ada yang menyediakan modal kerjanya, harus cepat perputaran uangnya dan harus terjamin pembelinya.

BACA JUGA: Sekolah Tanpa Gedung

Aha! Akhirnya ketemu. Saya harus merekomendasikan nama pengusaha ini: Anang Sudjana. Raja industri boneka nasional yang pabriknya ada di Narogong, Bekasi Selatan.

Pikiran saya melayang pada pertemuan empat tahun lalu di pabriknya. Saat itu, Anang sedang merencanakan membuat buku praktis: Cara Menjahit Boneka Flanel. Buku itu akan dibagikan gratis kepada komunitas di Bekasi yang tertarik dengan jasa menjahit boneka.

Joko Intarto mengatakan, masjid juga bisa membangun layanan lain seperti jasa akikah, jasa pendidikan dan jasa kesehatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News