NET TV: Antara Bisnis Nyata dan Mimpi

Oleh: Joko Intarto

NET TV: Antara Bisnis Nyata dan Mimpi
Joko Intarto. Foto: dok pribadi for JPNN.com

jpnn.com - Kabar ini sedang viral: NET TV dikabarkan bangkrut. Karyawannya di-PHK massal. Manajemen NET TV membantah. Tidak ada PHK massal. Yang ada menawari karyawan resign dengan kompensasi menarik. Ada apa dengan bisnis media TV?

Saya tidak punya otoritas untuk mengonfirmasi kebenaran berita soal NET TV itu. Lagi pula itu baru isu. Belum tentu benar. Cuma setelah saya menonton tayangan stasiun TV ber-tagline ‘televisi masa kini’ itu isinya konten-konten lawas. Sinetron ‘Suami-Suami Takut Istri’ yang diproduksi entah berapa tahun lalu, sekarang nongol pada slot ‘prime time’.

Pada awal NET TV mengudara (2013), saya masih memimpin perusahaan jaringan TV lokal Jawa Pos: Jawa Pos Multimedia Corporation (JPMC). Sekarang menjadi Jawa Pos Multimedia (JPM). Saat itu saya masih sering bertemu pimpinan Space Toon. Stasiun TV anak satu-satunya. Sebelum berubah menjadi NET TV.

JPMC dan Spacetoon akrab. Karena sama-sama TV lokal. Sama-sama TV berjaringan. Sama-sama berkantor di Jakarta. Dan sama-sama bernasib kurang baik. Karena regulasi tentang TV lokal yang sering berubah-ubah.

JPMC (saat itu) mengelola jaringan dengan anggota 44 stasiun TV lokal. Sedikit kalah jumlah kalau dibandingkan jaringan Sun TV (sekarang Inews). Tapi masih lebih banyak dibanding jaringan Spacetoon.

BACA JUGA: Putra Bupati Dilantik jadi Ketua DPRD, Usia 25 Tahun

Baca Juga:

Mendadak terdengar kabar santer. Spacetoon akan tutup. Berubah nama menjadi NET TV. Berubah pula investornya. Berubah pula pimpinannya.

Rupanya benar. Spacetoon lenyap. NET TV mengudara. Wisnuthama menjadi boss baru di sana.

Manajemen NET TV membantah telah melakukan PHK massal. Yang ada menawari karyawan resign dengan kompensasi menarik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News