Mayjen Polisi Dipecat, Lalai Akibatkan Bom

Mayjen Polisi Dipecat, Lalai Akibatkan Bom
Mayjen Polisi Dipecat, Lalai Akibatkan Bom
MOSKOW - Hening cipta menandai hari berkabung nasional di Rusia kemarin (26/1). Presiden Dmitry Medvedev beserta seluruh jajaran pemerintahan dan rakyatnya memberikan penghormatan terakhir kepada 35 korban yang tewas dalam ledakan bom bunuh diri di Bandara Internasional Domodedovo pada Senin sore waktu setempat (24/1).

Kemarin bandar udara di Distrik Domodedovsky, Moskow Oblast, tersebut berhias bunga dan lilin yang menyala. Beberapa warga terlihat berkelompok dan memanjatkan doa. Pemandangan yang sama terlihat di gereja, masjid, dan sinagoge di seluruh penjuru Rusia. Bersamaan dengan itu, stasiun-stasiun televisi menunda penayangan program-program hiburan. Di beberapa rumah sakit dan klinik, tampak antrean panjang warga yang hendak mendonorkan darah.

Ledakan dahsyat yang juga melukai 116 orang tersebut menciutkan nyali warga Rusia. Konflik dan kekerasan di Chechnya dan wilayah selatan Kaukasus terus membayangi mereka. Serangan teroris dan separatis juga menghantui mereka. "Hal semacam itu terjadi selama bertahun-tahun. Rasanya, semua (ancaman) tidak akan pernah berhenti," ungkap Inna Guliyants, warga Moskow yang menghadiri misa di Katedral Kristus Juru Selamat, dalam wawancara dengan Associated Press.

Sejauh ini, tidak ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Medvedev menyalahkan sistem keamanan negeri tersebut. Kemarin pemimpin 45 tahun itu memecat Andrei Alexeyev, pejabat Kementerian Dalam Negeri yang memimpin otoritas perhubungan di Distrik Pusat Federal. Lelaki berpangkat Mayjen (polisi) tersebut dianggap bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan delapan warga asing itu.

MOSKOW - Hening cipta menandai hari berkabung nasional di Rusia kemarin (26/1). Presiden Dmitry Medvedev beserta seluruh jajaran pemerintahan dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News