MBG Rizhao

Oleh: Dahlan Iskan

MBG Rizhao
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Setelah matahari meninggi kami duduk santai di pasir. Dialog pagi. Tentang apa saja: agama, komunisme, meritokrasi, pertumbuhan ekonomi (lihat Disway besok atau lusa).

Usai ''kuliah pantai'' saya ajak mereka makan pagi di hotel tempat saya bermalam: Xilaideng. Tanyalah ke perusuh Milwa, apa nama hotel itu kalau di Indonesia.

Kami sarapan besar di hotel bintang lima itu. Mereka lebih tahu Rizhao daripada saya. Mereka menemukan makanan khas daerah Rizhao. Ternyata hotel bintang lima ini menyediakan pula masakan lokal: pancake. Jian bing. Pancake. Lebih mirip burrito. Enak. Tambah-tambah.

Para mahasiswa itu bukan dari yayasan kami. Mereka lewat Yayasan Bina Anak Indonesia Kompeten (BAIK) bekerja sama dengan program Pijarnya Telkom. Pendiri Yayasan BAIK adalah Daniel Octavianus Atmaja, ketua Gema PSMTI --Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia-- Jatim.

Mereka campur: Tionghoa, Jawa, Manado, Batak, Melayu, Bali, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, berjilbab, you can see, tampak rukun. Bersenda gurau.

Kini, di Rizhao, mereka punya bos: dr Jagaddhito dan Rachim. Mereka seminggu sekali dapat perbaikan gizi --meski di Rizhao tidak ada MBG.(*)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Berita Selanjutnya:
Rumah Stasiun

Jannet akhirnya bisa mendapatkan tiket kereta cepat di hari gawat menjelang libur panjang Hari Buruh: dari Shanghai ke Rizhao. Itu perjalanan empat jam.


Redaktur : Tim Redaksi
Reporter : Tim Redaksi

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News