Medsos Jadi Alat Komunikasi Teroris

Medsos Jadi Alat Komunikasi Teroris
Ilustrasi. Foto: AFP

Sebelum tewas, dia memerintahkan sel-sel di setiap negara melakukan aksinya di negaranya masing-masing.

Perintah itu dikeluarkan karena posisi ISIS terus tertekan, terutama di Mosul, Irak.

"Jadi para jihadis yang sekarang berada di Suriah dan Irak disuruh pulang dan ISIS akan membagi-bagikan sumber daya dan dana kepada mereka untuk membiayai operasi terorisme mereka. Saat ini masih ada 500 WNI di Raqqa, Suriah. Bayangkan kalau mereka pulang ke Indonesia, sementara hukum di Indonesia belum jelas," ungkap Prayitno di Jakarta, Senin (9/1).

Menurut Pray, panggilan karib Prayitno, Mosul akan menjadi pemicu perintah Al Adnani tersebut.

Dia meyakini, bila Mosul jatuh, ISIS juga akan habis dan kombatan dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, bakal pulang.

"Ini harus diantisipasi dan jangan pernah memandang sebelah mata keberadaan para kombatan tersebut. Mereka telah terlatih dan mendapat latar motivasi, juga didoktrinasi dengan wawasan ideologis ISIS," terang Pray.

Fakta itulah, lanjut Pray, yang bisa memunculkan bahaya ancaman terorisme yang muncul pada 2017 akan lebih besar.

Dia sudah memperkirakan sejak 2014 lalu. Apalagi, pada 2016 lalu, sel-sel terorisme di Indonesia masih banyak dan muncul di bawah kendali Bahrun Naim.

Potensi ancaman terorisme pada 2017 dinilai sangat besar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News