Melukis Latih Motorik Anak Penyandang Autis

Melukis Latih Motorik Anak Penyandang Autis
Melukis Latih Motorik Anak Penyandang Autis

jpnn.com - SURABAYA - Banyak cara untuk menerapi anak penyandang autis. Misalnya, lewat melukis dan mewarnai. Itu terlihat kemarin (4/4) di Atrium Grand City. Puluhan anak penyandang autis diajak melukis lampion. Cara tersebut dianggap paling mudah untuk merangsang motorik halus.

Julian, salah seorang penyandang autis, terlihat asyik dengan kuas dan cat air miliknya. Anak berusia 10 tahun itu menggoreskan kuas yang telah dicelupkan ke dalam cat air hijau ke atas lampion. Ada yang berbentuk bulan sabit, bintang, dan matahari. ''Gambar bentuk-bentuk saja,'' ungkapnya sambil mewarnai lampion tersebut.

Ketua Yayasan ASA Surabaya Oky Mia Octaviany menuturkan, kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian program Art for Autism. Sebab, seni menjadi salah satu bagian dari terapi anak penyandang autis. Tidak hanya melukis dan mewarnai, bermain alat musik dan bernyanyi juga menjadi salah satu bagian dari terapi tersebut. ''Semua seni yang dimiliki anak penyandang autis di Surabaya maupun di luar kota ditampilkan,'' jelasnya.

Kegiatan Art for Autism sekaligus sosialisasi kepada masyarakat luas tentang autis. Dengan begitu, masyarakat lebih peduli dengan penyandang autis. ''Cita-cita kami adalah ingin mengetuk hati pemerintah agar penyandang autis lebih diperhatikan. Sekaligus menyediakan payung hukum bagi mereka,'' katanya.

Untuk menghargai penyandang autis, event Art for Autism tersebut juga memamerkan 48 karya anak penyandang autis. Yaitu, berupa lukisan, foto, dan handicraft. Karya mereka memang tidak sempurna. Tetapi, value (nilai)-nya begitu tinggi lantaran melihat proses pembuatan karya mereka. Sebab, sebagian di antara mereka tidak bisa menggenggam. Setelah menjalani sejumlah terapi, mereka berhasil mewarnai, melukis, bahkan menjahit. ''Karya mereka tentu harus dihargai,'' tambahnya.

Art for Autism juga menampilkan karya-karya penyandang autis dan seniman peduli autisme. Adagiant canvas sebagai simbol inklusivitas. Para penyandang autisme melukis di kanvas yang sama dengan para seniman yang peduli autisme tersebut. (ayu/c14/dos)


SURABAYA - Banyak cara untuk menerapi anak penyandang autis. Misalnya, lewat melukis dan mewarnai. Itu terlihat kemarin (4/4) di Atrium Grand


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News