Memaknai Pidato Bu Mega, Eks Gubernur Lemhanas Singgung Nepotisme Brutal

"Nepotisme yang brutal itu disertai dengan manipulasi hukum," katanya.
Andi menambahkan Megawati menyikapi sisi manipulasi hukum itu dengan berbicara keras agar demokrasi ke depan tidak diwarnai praktik lancung tersebut.
"Bu Mega menggunakan kata stop, tidak lagi, tidak boleh ada lagi rekayasa hukum," ujar pengamat militer dan pertahanan itu.
Megawati menyampaikan pidato politik yang disiarkan melalui kanal PDI Perjuangan di YouTube guna menyikapi dinamika politik nasional.
Putri Proklamator RI Bung Karno itu dalam pidatonya menyinggung soal rekayasa hukum dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Megawati menuturkan Indonesia pernah mengalami fase pemerintahan otoriter yang mempraktikkan nepotisme, kolusi, dan korupsi.
Oleh karena itu, rakyat bergerak menggaungkan reformasi untuk menghilangkan praktik kotor tersebut.
Menurut Megawati, MK yang lahir dari semangat reformasi terbentuk pada masa pemerintahannya. Pada saat Megawati menjadi presiden pula Indonesia untuk kali pertama menggelar pilpres secara langsung.
Mantan Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto mengatakan ada pesan dalam pidato Megawati yang mendahulukan diksi nepotisme daripada korupsi.
- Megawati Cs Gigit Jari, Pertamina Enduro Tembus Final Proliga 2025
- Live Streaming Final Four Proliga 2025 Seri Solo: Menanti Aksi Megawati
- Proliga 2025: Pelatih Gresik Buka Peluang Mainkan Megawati di Final Four Seri Solo
- MK Melarang Institusi Menjadi Pelapor Kasus Pencemaran Nama Baik, Ini Kata Pimpinan DPR
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang