Memaksimalkan Hutan Orong Gerisak

Upaya Nino Soedjono dan Warga Mengubah 300 Ha Lahan Tidur

Memaksimalkan Hutan Orong Gerisak
Nino Soedjono bersama warga setempat dengan latar belakang hutan Otong Gerisak. Foto: Apink Alkaff/Lombok Post.
Salah satu perjuangan Nino yang mendapat dukungan penuh dari 400 kepala keluarga warga Tete Batu adalah reboisasi swadaya Hutan Orong Gerisak seluas 300 hektare. Dulunya, Hutan Orong Gerisak merupakan kawasan hutan yang sudah dijarah para pembalak liar. Belakangan, kawasan hutan itu dijadikan salah satu kawasan proyek gerhan (2007).

Karena pola yang dianut proyek gerhan di kawasan itu tidak tepat, kawasan Hutan Orong Gerisak itu tetap saja dipenuhi semak belukar. Kalau pun ada pohon dari proyek gerhan yang hidup, jumlahnya amat sedikit.

Melihat kondisi itu, Nino mencoba ambil peran. Maklum, pria yang hobi berburu dan off road ini sangat mengenal kawasan Hutan Orong Gerisak yang letaknya tidak jauh dari kediamannya. Di samping itu, saat Hutan Orong Gerisak menjadi lahan proyek gerhan (2005), Nino juga mencoba melakukan penghijauan di lahannya sendiri.

Tidak tanggung-tanggung, Nino menanam sekitar 30 ribu jenis pohon buah lokal, seperti mangga, durian, nangka, dan berbagai pohon produktif lainnya. Hasilnya, pola penghijauan yang dikembangkan Nino di atas lahannya jauh lebih sukses dengan pola gerhan yang dilakukan pemerintah di kawasan Hutan Orong Gerisak.

Dahulu, kawasan Hutan Orong Gerisak, Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lotim, seluas 300 hektare hanyalah semak belukar. Kini, lahan tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News