Menaikkan Cukai Rokok Kontraproduktif dengan UU Cipta Kerja

Dalam diskusi ini dibahas bersama-sama terkait urgensi menyikapi rencana Pemerintah menaikkan cukai rokok.
“Bagaimana Peta Jalan Petani Tembakau, bagaimana menciptakan inovasi budi daya tembakau agar petani tembakau berdaya,” kata Billy Ariez.
Billy mengatakan jika pemerintah tetap menaikkan cukai rokok maka yang diuntungkan adalah industri rokok besar. Sementara industri rokok kecil dan rumahan berpotensi gulung tikar.
“Industri rokok rumahan tidak mampu dengan ongkos produksi. Yang paling bisa dilakukan adalah pengurangan biaya produksi. Akhirnya akan terjadi banyak pengurangan karyawan/pekerja,” katanya.
Ketua APTI Jawa Barat Nana Suryana mengatakan regulasi tembakau itu merugikan petani tembakau dalam negeri, sementara impor tembakau dari luar negeri tanpa pajak. Bahkan, tembakau di Indonesia merupakan barang yang diatur dan diawasi peredarannya.
“Tembakau di Indonesia bisa tumbuh, tetapi pemerintah Indonesia mengimpor tembakau dari China,” katanya.
“Tembakau bukan tanaman yang dilarang, tetapi tanaman yang di diskriminatif,” sambungnya.
Menurut Nana, budi daya tanaman tembakau merupakan warisan budaya bangsa yang patut dilestarikan. Tembakau ini menjadi penunjang perekonomian keluarga. Bahkan pendapatan negara sangat besar dari tembakau.
Akademisi IPB Prima Gandhi mengatakan alasan pemerintah menaikkan cukai rokok tidak tepat dan kontraproduktif dengan semangat UU Cipta Kerja.
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Buruh Jogja Gelar Aksi Besar-besar Peringati May Day, Ini Tuntutannya
- PPATK Apresiasi Kinerja Pemerintah dan Polri dalam Penindakan Judi Online
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS
- DPR Bahas RUU Kepariwisataan, Apa Misinya?
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional