Menakjubkan, Gunung Agung Berpayung Awan, Semoga Pertanda Baik

Menakjubkan, Gunung Agung Berpayung Awan, Semoga Pertanda Baik
Bentukan awan Lenticularis menyelimuti puncak Gunung Agung, Karangasem, Bali, Jumat (22/5). Foto: AGUS EKA PURNA NEGARA/BALI EXPRESS

Menurut Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Imam Faturahman, awan Lenticularis merupakan pertanda adanya gelombang gunung.

Awan ini mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar, mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan. 

Akibat hambatan tersebut, arus udara bergerak naik secara vertikal menuju puncak awan. Jika udara naik tersebut mengandung banyak uap air dan bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung, uap air mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.

"Saat udara tersebut melewati puncak gunung dan bergerak turun, proses kondensasi terhenti. Inilah mengapa awan Lenticularis terlihat diam karena awan mulai terbentuk dari sisi arah datangnya angin di puncak gunung, kemudian menghilang di sisi turunnya angin," jelas Imam.

Imam menyebut, suhu awan tersebut mencapai 0 -1 derajat celcius. Meski begitu, keberadaan awan itu tidak berdampak buruk bagi masyarakat sekitar lingkaran gunung. Hanya saja, awan ini akan sangat berbahaya bagi para pendaki.

"Gelombang gunung ini juga dapat menyebabkan terbentuknya turbulensi yang berbahaya bagi penerbangan," pungkas Imam. (bx/aka/man/JPR)

 

Fenomena awan tebal mirip seperti payung menutupi Gunung Agung dinilai sebagai pertanda baik bagi masyarakat.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News