Menang di Pengadilan dengan Injil Cetakan Hongkong 1895

Menang di Pengadilan dengan Injil Cetakan Hongkong 1895
Pastor Lawrence Andrew Jr, pengelola Tabloid Herald, di ruang kerjanya di Selangor, Malaysia, Senin (18/1). Foto: Candra Kurnia/Jawa Pos.
Lawrence mengisahkan, Herald sebenarnya ada sebelum Malaysia merdeka. Saat itu masih menjadi satu dengan Singapura di bawah jajahan Inggris. Ketika dua negara tersebut akhirnya berpisah dan Singapura menjadi negara lebih maju, tabloid untuk umat Katolik itu langsung diimpor dari Singapura. "Dalam perkembangannya, umat Katolik di Singapura lebih maju daripada di Malaysia," tuturnya.

"Karena itu, kami merasa perlu membuat edisi yang khas Malaysia," lanjut Lawrence.

Setelah beberapa tahun ide tersebut dirancang, muncullah edisi pertama Herald berbahasa Melayu pada 1994. Sejak saat itu pula kata Allah sudah digunakan dalam terbitan tersebut. Karena masih baru, edisi Melayu itu hanya menjadi sisipan satu lembar dalam edisi bahasa Inggris-nya.

Karena hanya menjadi sisipan, tak banyak pihak yang mengetahui penggunaan kata Allah. Apalagi sejak diterbitkan kali pertama itu, tabloid tersebut tidak dijual dan diedarkan secara umum. "Hanya untuk umat Katolik dan pengunjung gereja," jelasnya.

Tabloid Herald Catholic Weekly membuat sejarah dalam dunia peradilan di Malaysia. Ketika penggunaan kata "Allah" dalam terbitan bahasa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News