Menapaktilasi Soekarno, BPIP Akui Ende sebagai Rahimnya Indonesia

Menapaktilasi Soekarno, BPIP Akui Ende sebagai Rahimnya Indonesia
Kepala BPIP Yudian Wahyudi. Foto: ANTARA/Teuku Dedi Iskandar

Bukan hanya itu, rombongan BPIP mengunjungi rumah pengasingan pada 1934-1938.

BPIP juga mengunjungi tempat teater milik Group Bung Karno, Biara, dan melakukan ziarah ke makam almarhumah Bu Amsi.

''BPIP ditugaskan untuk menjaga Pancasila. Di Ende, ini menjadi bahan berpikir bagaimana membangun Indonesia dengan fondasi Pancasila yang kuat", paparnya.

BPIP kemudian berdialog dengan tokoh masyarakat, pemerintah, tokoh agama, akademisi, media, dan dunia usaha di Taman Pancasila.

Pemecah rekor sebagai dosen pertama dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang menembus Harvard Law School di Amerika Serikat itu juga sempat memberikan pidato di Masjid Ar Rabhithah saat salat Jumat.

Dia menjelaskan, khilafah bukan perintah agama. Jangan sampai melawan negara.

Pilihan Bung Karno sangat tepat, yaitu Pancasila.

Bupati Kabupaten Ende Drs. H. Djafar H. Achmad, M.M mengapresiasi BPIP yang sudah melakukan kunker ke Ende.

BPIP menapaktilasi jejak Soekarno di Ende yang menjadi rahimnya Indonesia dan lahirnya Pancasila

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News