Menarik, Analisis soal Motif Pemanggilan Anies Baswedan dan Peristiwa 10 November

Menarik, Analisis soal Motif Pemanggilan Anies Baswedan dan Peristiwa 10 November
Gubernur DKI Anies Baswedan saat tiba di Polda Metro Jaya, Selasa (17/11) guna menjalani pemeriksaan kasus pelanggaran protokol kesehatan pada acara hajatan Habib Rizieq Shihab di Jalan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Foto: Ricardo/JPNN.COM

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berurusan dengan penyidik Polda Metro Jaya gara-gara kerumunan massa di kediaman Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Anies dipanggil untuk memberikan klarifikasi terkait dugaan pelanggaran protokol kesehatan dalam acara resepsi pernikahan anak Habib Rizieq yang dibarengi dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad  di Petamburan, Jakarta, Sabtu (14/11) lalu.

Kegiatan itu menjadi persoalan karena membuat ribuan orang berkumpul tanpa mengindahkan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penularan Covid-19 yang masih merajalela.

Nah, Sekretaris Jenderal Abdi Rakyat M Setio Ajiono menyampaikan analisis menarik soal motif pemanggilan Anies Baswedan.

“Kami kira pemanggilan Anies sarat muatan politik, karena tidak hadir dalam acara tersebut,” kata M Setio Ajiono, dalam keterangannya, Selasa (17/11).

Kalau mau adil dalam penegakkan aturan penerapan protokol kesehatan saat pandemi Covid-19, kata Ajiono, kepolisian seharusnya juga memanggil gubernur Banten dan gubernur Jawa Barat.

Sebab, peristiwa 10 November 2020 ketika Habib Rizieq Shihab (HRS) pulang dari Arab Saudi juga diwarnai penyambutan oleh jutaan massa yang berkerumun.

Peristiwa kerumunan yang jarang terjadi itu berlangsung di Bandara di Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

M Setio Ajiono sampaikan analisis tajam soal pemanggilan Gubernur Anies Baswedan oleh polisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News