Mengenang 19 Tahun Tragedi Bom Bali, Kepala BNPT Sebut Terorisme Jadi Perhatian Semua Pihak

Mengenang 19 Tahun Tragedi Bom Bali, Kepala BNPT Sebut Terorisme Jadi Perhatian Semua Pihak
Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar bersama LPSK menggelar doa bersama untuk mengenang Korban tragedi Bom Bali di Monumen Ground Zero Legian, Selasa (12/10) sore. Foto: Dok. BNPT

jpnn.com, DENPASAR - Tragedi bom Bali I pada 12 Oktober 2002 merupakan sejarah kelam bangsa Indonesia. Kejadian Bom Bali I telah menewaskan 202 jiwa di kawasan Legian, Bali.

Untuk mengingat peristiwa nahas tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menggelar doa bersama untuk Korban Bom Bali di Monumen Ground Zero Legian, Selasa (12/10) sore.

Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar mengingatkan kembali betapa hancurnya perasaan seluruh masyarakat Indonesia dan dunia ketika Pulau Dewata yang terkenal dengan keindahan alam dan kebudayaannya itu dinodai dengan aksi sadis teroris meledakkan bom.

“Kejadian 12 Oktober 2002 telah membuat dunia berduka, Pulau Bali yang dikenal damai dan harmonis sebagai tempat tujuan wisata yang sangat dicintai oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara menjadi porak-poranda dalam sekejap diguncang oleh 1 ton bahan peledak yang dengan sengaja diledakkan oleh kelompok teroris,” ucap Boy Rafli.

Kepala BNPT menambahkan kejahatan terorisme ini harus menjadi perhatian semua pihak. Oleh karena itu, perlu bersiap untuk penguatan kerja sama dan kolaborasi untuk menghadapi ancaman terorisme.

“Hari ini mengingatkan kepada kita semua bahwa kejahatan terorisme sebagai kejahatan yang extraordinary, kejahatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan adalah sebuah peristiwa yang tentu kita harapkan tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Oleh karena itu, narasi-narasi yang kita bangun adalah bagaimana kita sama-sama bergandeng tangan bekerja berkolaborasi segala potensi ancaman yang ada berkaitan benih-benih lahirnya kejahatan terorisme," ucapnya.

Tujuan kelompok terorisme tentunya untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas di masyarakat melalui propaganda paham radikal maupun ekstrimisme berbasis kekerasan.

Oleh karena itu, Boy meminta agar seluruh masyarakat Indonesia terus meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat barisan baik Pemerintah, Organisasi Masyarakat Sipil, Pemuka Agama, Tokoh Masyarakat, dan juga masyarakat umum untuk terus berupaya mencegah penyebaran paham radikal terorisme baik yang dilakukan secara offline maupun online.

BNPT bersama LPSK menggelar doa bersama untuk mengenang Korban tragedi Bom Bali di Monumen Ground Zero Legian, Selasa (12/10) sore.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News