Mengritik para Pengritik SBY

Mengritik para Pengritik SBY
Mengritik para Pengritik SBY
Hal buruk, menurut Adjie Suradji, di era SBY adalah fenomena perilaku korup para elite negeri yang belum berubah. Terbukti banyaknya kasus yang maju ke meja hijau, dan masih banyak lagi yang akan menyusul. Tetapi sebaliknya, bukankah banyaknya kasus yang muncul telah menunjukkan bahwa mesin “antikorupsi” justru telah bekerja?

Kita akan curiga jika kasus korupsi malah menurun, atau tidak ada, yang menandakan “mesin” tadi tak lagi bekerja. Padahal, fenomena penyalahgunaan kekuasaan masih saja banyak terjadi di pusat dan daerah.

Kasus yang kebetulan belum maju ke meja hijau, atau setidaknya belum sampai ke tahap penyidikan, tak bisa disimpulkan sudah dipetieskan. Kasus pemilihan Deputi Gubernur BI adalah salah satu contoh, yang ternyata terus menggeliding bagai bola salju.

Lagipula yang menangani langsung perkara korupsi adalah penegak hukum dalam hal ini kepolisian, kejaksaan dan KPK. Bukan Presiden SBY. Presiden tak mungkin melakukan intervensi, karena teori pemisahan kekuasaan antara eksekutif dan judikatif tak membolehkannya.

SUDAH menjadi tunangan pemimpin yang berkuasa di era demokrasi selalu dikritik. Itulah dua sisi mata uang yang ditawarkan oleh demokrasi. Di satu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News