Mengunjungi Turki: Alasan tak Mau Disebut Orang Arab

Bagian Pertama

 Mengunjungi Turki: Alasan tak Mau Disebut Orang Arab
Choliq Baya. Radar Jember/JPNN.com

jpnn.com - Selama sembilan hari, dari 22-30 September 2017, Direktur Jawa Pos Radar Jember Abdul Choliq Baya mengunjungi Turki.

Dia bersama dengan rombongan dari beberapa direktur Jawa Pos Radar lainnya.

Selama berada di negara yang kaya akan peradaban sejarah ini, dia mengunjungi beberapa destinasi wisata. Berikut laporan:

Kenegara Turki?! Wow, surprise. Demikian yang muncul di benak saya. Sebab, negeri ini sangat kaya akan sejarah peradaban Islam. Bahkan, jejak peninggalan agama Kristen juga banyak di sini.

Bagi saya, ini tidak sekadar perjalanan wisata. Tapi, akan banyak pengetahuan yang kami dapat. Khususnya menyangkut peradaban sejarah di negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan ini.

Yang terbayang, pasti nantinya saya akan melihat banyak peninggalan berlatar belakang sejarah, mulai dari tempat ibadah seperti masjid, gereja dan kuil dengan arsitektur yang megah, unik dan memesona.

Juga akan melihat kota kuno beserta aneka peninggalan bersejarah seperti istana, benteng, taman-taman, monumen, gedung, dan lain sebagainya.

Banyak dari bangunan peninggalan sejarah maupun hasil bentukan alam yang masuk sebagai UNESCO World Heritage Site. Yang mengagumkan adalah bagaimana pemerintah mereka peduli dan memproteksi hal tersebut, sehingga gelar tersebut tetap dipertahankan selama puluhan tahun.

Trip Advisor memberikan peringkat nomor satu kepada Kota Istanbul sebagai The Best Travelers' Choice Destination in The World 2014.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News