Menjawab Kritik Malaysia Soal Asap, Siti Nurbaya: Untuk Apa Berkelit?

Menjawab Kritik Malaysia Soal Asap, Siti Nurbaya: Untuk Apa Berkelit?
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( LHK), Siti Nurbaya. Foto: Humas KLHK

Bahkan terjadi lonjakan jumlah titik-titik panas pada tanggal 6 September 2019 di wilayah Riau, Semenanjung Malaysia dan Vietnam.

Lonjakan jumlah hotspot semakin terlihat hampir merata di wilayah Semenanjung Malaysia pada 7 September 2019, meningkat secara signifikan dari 1038 titik panas pada tanggal 6 menjadi 1423 titik panas pada tanggal 7 September 2019.

Sementara itu di wilayah Riau dan perbatasan Sumatera Timur dengan Malaysia terjadi penurunan jumlah titik panas secara signifikan, dari 860 titik panas pada 6 September menjadi 544 titik panas pada tanggal 7 September 2019.

Nah, Siti menegaskan jika pemerintah Indonesia terus bekerja. Bahkan sejak Januari 2019, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan awal tahun terkait Karhutla, dan tim kementerian dan lembaga terus bekerja menangani peristiwa itu.

"Sekarang saja sudah ada 46 helikopter. Hujan buatan sudah dilakukan di Kalbar. Di Kalteng sedang minta lagi kesiapan dua helikopter. Jadi ya terus kerja saja. Dengan wilayah sebegini luas, saya tidak sempat berpolemik. Untuk apa berkelit? Melayani negara besar Indonesia yang luas ini ya harus ditangani dan kami terus bekerja," tutur Siti.

Namun demikian, mantan sekjen DPD RI itu tetap meminta Malaysia objektif dan sekuensial dalam melihat analisis data mengenai karhutla. Siti juga tidak ingin terus berpolemik, dan meminta masing-masing pihak terus saja bekerja memulihkan situasi.(fat/jpnn)

Lonjakan jumlah hotspot semakin terlihat hampir merata di wilayah Semenanjung Malaysia pada 7 September 2019 lalu sehingga mengakibatkan asap dan polusi udara.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News