Menlu Retno Sebut Rivalitas di Laut China Selatan Makin Mengkhawatirkan

Menlu Retno Sebut Rivalitas di Laut China Selatan Makin Mengkhawatirkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-53 yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (9/9). Foto: Handout Kemlu RI

jpnn.com, JAKARTA - Dalam pertemuan para menteri luar negeri Asia Timur (EAS) ke-10, Menlu RI Retno Marsudi secara terus terang menyampaikan kekhawatiran mengenai meningkatnya tensi dan rivalitas dari negara-negara besar, termasuk di Laut China Selatan.

"Situasi ini tentunya akan berdampak pada perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan. Yang lebih mengkhawatirkan, negara lain sering terjebak di tengah dan dipaksa untuk memilih," kata Retno saat menyampaikan keterangan pers mengenai pertemuan yang berlangsung secara virtual itu, Rabu (9/9).

Merespons situasi ini, Indonesia menilai EAS harus dapat menjadi kekuatan positif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.

Dalam hal ini, prinsip-prinsip Zona Perdamaian, Kebebasan dan Netralitas (ZOPFAN) yang disepakati oleh negara-negara ASEAN serta Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) harus diperhatikan.

Indonesia juga menyerukan pentingnya semua pihak menghormati hukum internasional dan tidak menggunakan kekerasan, serta menyelesaikan masalah secara damai.

"Indonesia menekankan bahwa rivalitas tidak akan menguntungkan siapapun. Indonesia justru mendorong agar energi kita difokuskan untuk meningkatkan kerja sama, termasuk melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific," ujar Retno.

Selain itu, EAS diharapkan menjadi wadah untuk dialog strategis guna memahami kepentingan dan perhatian pihak lain, dan kemudian bekerjasama untuk mencari penyelesaian masalah.

Sementara mengenai peningkatan militerisasi di Laut China Selatan, Indonesia menekankan kembali mengenai pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

Menlu RI Retno Marsudi secara terus terang menyampaikan kekhawatiran mengenai meningkatnya tensi dan rivalitas antarnegara, termasuk di Laut China Selatan.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News