Menlu: Tugas Diplomat Menjembatani Agar Tidak Terjadi Perang

Menlu: Tugas Diplomat Menjembatani Agar Tidak Terjadi Perang
Gus Miftah dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto: Ist for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Posisi tertinggi di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk pertama kalinya dalam sejarah, dipercayakan kepada seorang perempuan. Tepatnya di masa pemerintahan Joko Widodo.

Retno Marsudi bahkan dianggap sebagai sosok baharu dalam diplomasi Indonesia.

Dalam berbagai forum internasional, perempuan kelahiran Semarang, 27 November 1962 itu senantiasa mendampingi Presiden Jokowi dan mengusung jurus-jurus diplomasi yang ampuh.

Retno bahkan dianggap sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh dalam Kabinet Jokowi. Diplomasi Retno adalah diplomasi perdamaian dan kemanusiaan.

“Tugas diplomat itu adalah berusaha menjadikan situasi seburuk apa pun menjadi lebih baik, seperti berusaha untuk menjembatani agar tidak terjadi perang,” ujar Retno dalam program acara 'Ngobrol Bareng Gus Miftah yang tayang di iNews, Jumat (8/1) kemarin.

Menurutnya, jika konflik terjadi maka tidak hanya akan merusak lingkungan, tetapi juga berpengaruh pada moral masyarakat terdampak.

Retno Marsudi memang bukan perempuan terhebat di dunia.

Namun, diplomasinya membuat Indonesia menjadi Anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022, serta berhasil mengantar Indonesia duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.

Menlu Retno Marsudi menyebut tugas penting seorang diplomat, di antaranya menjembatani agar tidak terjadi perang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News