Menteri Sandiaga Uno Hormati Keputusan Australia Larang Warganya ke Bali

Menteri Sandiaga Uno Hormati Keputusan Australia Larang Warganya ke Bali
Bali dibuka kembali untuk turis asing dari 19 negara mulai minggu ini. Tapi Australia sebagai penyumbang turis terbanyak selama ini justru tidak termasuk dalam daftar. (Antara Foto via Reuters: Nyoman Hendra Wibowo)

"Begitu datanya siap dan juga sudah ada keinginan dari pihak Australia, tentu saja kami akan tindaklanjuti dan meninjau kembali daftar negara-negara [yang bisa masuk ke Bali]."

Menteri Sandiaga menjelaskan pihaknya tetap yakin Pemerintah Australia mengambil kebijakan berdasarkan data ilmiah.

Mulai awal November mendatang, warga Australia sudah diperbolehkan berlibur ke negara seperti Fiji, Eropa, dan Amerika Serikat.

"Kami menghormati kebijakan mereka. Bagi kami, yang penting kami sudah siap begitu mitra kami [Australia] juga siap," katanya.

Puluhan ribu turis Australia kini menunggu kebijakan pemerintahnya terkait pembukaan kembali perbatasan negara itu, termasuk penyiapan Sertifikat Vaksin COVID Internasional.

Sertifikat ini memiliki kode QR yang dapat dipindai oleh petugas imigrasi di perbatasan negara lain.

"Jika Anda bepergian ke luar negeri, dan negara tersebut memerlukan bukti status vaksinasi, Anda akan memiliki buktinya langsung," ujar Menteri Ketenagakerjaan Australia, Stuart Robert.

"Mungkin juga Anda tidak harus menggunakannya, karena ada beberapa negara yang tidak mensyaratkan perlunya sertifikat vaksin," katanya.

Dalam dua minggu mendatang, warga Australia sudah bisa berlibur ke luar negeri, tetapi tidak ke Bali

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News