Merayakan Keberagaman dan Mengamalkan Nilai Pancasila

Merayakan Keberagaman dan Mengamalkan Nilai Pancasila
Direktur Reform Institute, Yudi Latief (ketiga kiri), Anggota DPD RI asal Lampung, Anang Prihantoro (kedua kiri), dan Bondan Wicaksono saat Focus Group Disscusion tentang Orang Muda Lintas Agama di Gedung DPD RI, Sabtu (17/9). FOTO: Dok. Penyelenggara FGD

jpnn.com - JAKARTA - Kemajemukan yang dimiliki Indonesia menjadi keunikan tersendiri, itu merupakan kelebihan yang harus disikapi dengan bijak. Persatuan dan kesatuan bangsa hanya diperoleh jika masyarakat bisa menyikapi perbedaan dengan bijaksana. Terlebih perbedaan agama, sebab agama adalah salah satu entitas terbesar yang dimiliki manusia.

Itulah salah satu Focus Group Discussion yang disampaikan dalam tema “Celebrating Diversity of Peace: Pemuda Merayakan Keberagaman dan Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila” yang dilaksanakan, Sabtu 17 September 2016 di Gedung Nusantara V ruang GBHN Komplek Parlemen MPR,DPR, DPD RI Senayan Jakarta.

Kegiatan tersebut digagas dan diselenggarakan oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta bersama Orang Muda Lintas Agama. Peserta berasal dari berbagai organisasi dan lembaga seperti Sie-kepemudaan Paroki Se-KAJ, PMKAJ, PMKRI, Pemuda Katolik, FMKI, GAMKI, Pemuda PHDI, Hikmabudhi, Gemaku, Pemuda Matakin, Pemuda PGI, IPPNU, Forumg Jong Indonesia, ANBTI, Gusdurian, ICRP, FKUB DKI Jakarta, Peradah, Komisi keadilan dan Perdamaian KAJ, dan sejumlah organisasi kepemudaan lainnya.

Kegiatan FGD dibuka oleh Pimpinan DPD RI yang diwakilkan oleh Anggota DPD RI, Anang Prihantoro. Dalam kesempatan itu, Anang yang merupakan Senator asal Lampung, menyampaikan bahwa pemuda harus sering bertemu dan berjumpa dalam segala hal, khususnya yang berasal dari berbagai macam agama. Sebab keberagaman akan terus tumbuh jika para pemuda mampu berdialog dan membangun persaudaraan guna membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik lagi.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta RD. Albertus Yogo Prasetianto menyampaikan bahwa langkah orang muda untuk membuka dialog terhadap berbagai agama sangat diperlukan dalam kondisi bangsa seperti ini.

Banyaknya tantangan orang muda pada era globalisasi telah membuat orang muda semakin larut dalam sekularisme arus zaman. Untuk itu pemuda harus mengambil peran sebagai pengerak dan lokomotif perubahan untuk membangun budaya dialog antar agama. Gereja Katolik dalam hali ini Keuskupan Agung Jakarta juga dalam Arah Dasar 2016-2020 juga berupaya untuk mencapai tugas perutusannya di tengah masyarakat yaitu semakin tangguh dalam iman, terlibat dalam pesaudaraan inklusif serta berbela rasa kepada sesama dan lingkungan. Tugas perutusan tersebut dilaksanakan dalam konteks KAJ yang berada di wilayah Jakarta, Tangerang dan Bekasi yang penuh dengan keberagaman.

Hal ini merupakan tantangan yang khas bagi umat beriman dan Gereja KAJ, oleh karenanya Gereja perlu bergandengan tangan dengan pihak-pihak lain untuk merwujudkan tugas perutusannya.

Dalam sesi pertama, hadir sebagai narasumber adalah Yudi Latief, ketua Reform Intitute dan kepala pusat study Pancasila. Menurut Yudi Latief, forum ini bukan hanya forum keberagaman dalam agama namun dalam pancasila telah dirumuskan ke dalam lima sila terkait keberagaman yang jauh lebih komplek dan mengandung nilai luhur universal. Pancasila sebagai ideologi besar dalam inklusi sosial (menginklusikan semua keragaman) dan Manusia sebagai multiple identity yang tidak selalu didefinisikan pada unsur keagamaan saja.

JAKARTA - Kemajemukan yang dimiliki Indonesia menjadi keunikan tersendiri, itu merupakan kelebihan yang harus disikapi dengan bijak. Persatuan dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News