Mereka juga Gondrong Mirip Para Personel Koes Plus

Mereka juga Gondrong Mirip Para Personel Koes Plus
T-Koes saat tampil di Plaza Blok M, Jakarta (23/1). Foto: Glandy/Jawa Pos

Murry dan Yok juga memuji mereka. Mereka menilai T-Koes sebagai band yang niat. Sebab, T-Koes tidak hanya memperhatikan segi musik, tapi juga penampilan dengan bergaya ala personel band era 1970-an. Karena itu, mereka sangat mendukung T-Koes agar melanjutkan kiprah di belantika musik Indonesia.

Tapi, kabar buruk menghampiri. Pada 2010, Buggy keluar dari band karena perbedaan visi dengan tiga bersaudara itu.

Di tengah kebingungan mencari drumer, akhirnya Agusta secara sukarela bergabung dengan tiga putranya. Formasi itulah yang bertahan hingga kini.

Dengan formasi empat orang yang terdiri atas ayah dan tiga anaknya, T-Koes justru semakin populer. Mereka bahkan sempat menjadi homeband sebuah acara talk show di televisi. Selain juga kebanjiran tawaran tampil off-air.

Di tengah semangat mereka meng-cover lagu-lagu Koes Plus di berbagai acara, sebuah pesan penting disampaikan Yon.

Dia ingin T-Koes memiliki karya sendiri. Yon senang jika ada band yang melakukan tribute untuk Koes Plus dengan membawakan lagu-lagu hitnya. Namun, Yon ingin T-Koes juga produktif.

Akhirnya, pada 2014, T-Koes merilis album pertama yang memuat dua rearansemen lagu Koes Plus dan tiga lagu baru ciptaan mereka. Lagu ciptaan mereka pun memiliki gaya musik yang mirip dengan lagu-lagu Koes Plus.

Genrenya pun beraneka ragam, sama dengan Koes Plus. Lantas, pada 2015, T-Koes merilis album kedua dengan enam lagu baru ciptaan mereka.

T-Koes ingin menjadi band pelestari Koes Plus yang membawakan lagu-lagu sang legenda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News