Mexico di Gigi El Peje

Oleh Dahlan Iskan

Mexico di Gigi El Peje
Dahlan Iskan di ladang gandum di pedesaan Amerika Serikat menjelang panen. Foto: Disway

Pidato-pidato kampanye El Peje memang memikat. El Peje adalah nama julukannya. Tapi saya tidak menangkap ide yang besar sekali.

Kampanye itu saya ikuti dengan saksama. Terutama saat saya mengelana di dekat-dekat Meksiko. Bulan puasa lalu. Masuk lewat perbatasannya dengan Texas. Sambil potong rambut.

Yang selalu ia tegaskan: akan mendengar semua suara rakyat. Kanan maupun kiri. Mayoritas maupun minoritas.

Akan memperbanyak perusahaan negara. Yang terlanjur banyak dijual di masa lalu. Akan memproduksi semua barang yang diperlukan rakyat. Tidak mau impor lagi. Mengecam para pengusaha. Yang ia sebut seperti merasa jadi pemilik negara.

Ia kecam cara militer: dalam memerangi mafia obat bius. Akan ia perbanyak program sosial untuk rakyat.

Tapi ia juga menegaskan: akan menciptakan iklim usaha yang baik. Akan membina hubungan dengan Amerika. Akan menggunakan militer untuk memberantas kriminalitas.

Kita memang harus sabar menunggu: siapa tahu Obrador punya senjata rahasia. Yang masih disembunyikannya.

Yang jelas Obrador bukan orang yang mudah menyerah. Sudah dua kali ia gagal dalam Pilpres. Tahun 2007 dan 2012. Hanya dapat 35 dan 32 persen. Juli lalu maju lagi: menang sangat meyakinkan.

Meksiko menganut aliran neolib. Ekonominya sekelas dengan Indonesia. Kehidupan sosialnya mirip-mirip. Hanya beda di agama. Meksiko Katolik. Indonesia Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News