Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu

Reaksi atas Wafatnya Kim Jong-il

Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu
Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu
SEOUL--Mangkatnya pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-il, 69, memantik reaksi beragam dari seluruh penjuru dunia. Tetapi, dua negara tetangga dekat negeri di Semenanjung Korea itu langsung bersikap siaga. Kemarin (19/12), militer Korea Selatan (Korsel) bersama Jepang mengumumkan status siaga satu (high alert) pasca-pengumuman tutup usianya tokoh yang berkuasa di Korut sejak 8 Juli 1994 tersebut pada Sabtu lalu (17/12).

Tidak hanya itu, sejumlah negara Barat juga mewaspadai ancaman nuklir dari Korut pasca-kematian Kim. Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa waswas terhadap kemungkinan perebutan kekuasaan di Korut yang dapat membuat kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik tidak stabil. Meski putra ketiga atau anak bungsu (anak keempat) Kim, Kim Jong-un, 27, disebut sebagai pengganti, sang paman Jang Song Thaek diramal bakal berada di balik kekuasaan. Jong-un yang diumumkan sebagai pengganti Kim pada 10 September tahun lalu diyakini masih menjalani magang.

Kewaspadaan negara-negara lain terhadap Korut bukan tanpa alasan. Di tengah kabar kematian Kim, militer Korut kemarin justru telah melakukan uji coba rudal nuklir jarak pendek di pantai timur negara tersebut. Korsel, Jepang, dan Barat pun langsung meningkatkan keamanan. Mereka pun siap menghadapi hubungan dengan rezim baru Korut.

Kematian Kim baru secara resmi diumumkan kemarin oleh pemerintah Korut melalui stasiun televisi milik negara. Itu berselang dua hari setelah pengganti dan putra penguasa Korut sebelumnya, Kim Il-sung, tersebut mengembuskan napas terakhirnya. Kim dikabarkan meninggal karena serangan jantung pada Sabtu lalu (17/12).

SEOUL--Mangkatnya pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-il, 69, memantik reaksi beragam dari seluruh penjuru dunia. Tetapi, dua negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News