Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu

Reaksi atas Wafatnya Kim Jong-il

Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu
Militer Korsel dan Jepang Siaga Satu
Selama 17 tahun duduk di kursi kekuasaan, Kim sukses menjadikan Korut sebagai ancaman. Terutama bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang bersekutu dengan AS. Senjata nuklir dan kuantitas personel militer Korut yang terus meningkat membuat waswas Korsel maupun Jepang. Apalagi, Pyongyang juga sering melancarkan berbagai aksi provokasi yang memantik ketegangan regional. Nuklir dan militer Korut itulah yang memaksa negara-negara tetangga melipatgandakan keamanan. Mereka khawatir, sepeninggal Kim, kekuatan Korut menjadi lebih sulit ditebak.

"Presiden Lee Myung-bak telah menggelar rapat darurat dengan dewan keamanan nasional. Sedangkan militer kini berada pada tingkat keamanan tertinggi (siaga satu, Red)," terang jubir kepresidenan Korsel yang tidak disebutkan namanya. Sejak Perang Korea berakhir dengan kesepakatan damai sekitar 50 tahun lalu, secara teknis Korut dan Korsel masih terlibat perang. Konflik dua Korea itu tak pernah benar-benar berhenti.

Jubir tersebut menuturkan, sekitar dua jam setelah Korut mengumumkan kematian Kim, Lee langsung mengontak Presiden AS Barack Obama. Kedua pemimpin lalu terlibat perbincangan serius lewat telepon. Kabarnya, Lee dan Obama telah sepakat untuk terus memantau perkembangan Korut. "Kedua pemimpin akan terus bekerja sama dalam mengikuti perubahan demi perubahan yang terjadi," ujar jubir itu.

Kepala staf gabungan (JCS) Korsel melaporkan bahwa militer negaranya juga meningkatkan pengamanan wilayah udara. "Kami juga meminta AS yang menempatkan sekitar 28.500 personel militer di negara kami untuk membantu mengamankan wilayah udara dan menambah pengawasan melalui satelit," ungkap jubir JCS. Pernyataan senada diungkapkan Kementerian Pertahanan Korsel.

SEOUL--Mangkatnya pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-il, 69, memantik reaksi beragam dari seluruh penjuru dunia. Tetapi, dua negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News