Minyak Merah
Oleh: Dahlan Iskan
Dengan demikian, di samping tetap sebagai kepala Kanwil Pajak Jatim 1, Prof John juga koordinator 9 Kanwil lainnya: termasuk Kanwil Bea Cukai dan Kanwil Perbendaharaan Negara. Di provinsi lain pun demikian.
Perwakilan itu sifatnya hanya koordinasi. Bukan hierarki. Hanya agar mereka tidak berjalan sendiri-sendiri. Terutama dalam kegiatan kemasyarakatan.
Unjuk #Kolaborasi itulah yang didemonstrasikan di Surabaya Rabu lalu. Selama tiga hari (28-30 September 2022). Dalam acara besar Festival UMKM. Sembilan Kanwil menangani satu acara. Besar sekali. Ada konsultasi pajak UMKM.
Ada supervisi dari Bea Vukai untuk ekspor UMKM. Tentu ada juga pameran produk UMKM. Lalu ada demo masak.
Bukan masaknya yang penting, tetapi minyaknya: pakai minyak merah.
Saya juga baru tahu hari itu: minyak merah. Saya belum pernah tahu: ada minyak merah.
Itu memang penemuan baru. Saya pun menyimak jeli penjelasan tentang minyak merah itu. Yang menjelaskan penemunya sendiri: Dr Ir Donald Siahaan. Ia peneliti di Balai Penelitian Kelapa Sawit di Medan. Di bawah Dr Ir Frisda R. Panjaitan.
Donald lulusan IPB: teknologi pangan. Gelar doktornya di University of Philippines di Los Banos.
Awalnya seperti tidak masuk akal: minyak merah lebih hebat dari olive oil. Bagaimana bisa? Padahal minyak zaitun itu begitu diagungkan di Eropa.
- Hari Pertama Karya Nyata Festival Vol.6 Pekanbaru, UMKM Pertamina Bukukan Transaksi Rp 1,2 Miliar
- Pelayanan Bea Cukai Sedang Disorot, Sri Mulyani Bereaksi Begini
- Masa Depan
- Petani Sawit Plasma Antusias Kembangkan Ternak Sapi Pola Siska
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- Orang Kuat