Miris, Level Kompetensi Siswa Indonesia Sangat Rendah

Miris, Level Kompetensi Siswa Indonesia Sangat Rendah
Plt Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kemendikbud Totok Suprayitno dalam Rakornas bidang perpustakaan 2021. Foto: tangkapan layar YouTube

"Mereka bisa memberikan pengaruh positif di berbagai mata pelajaran lainnya," kata dia.

Hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik 2019 merilis data yang menyebutkan hanya sekitar 13,02 persen penduduk usia lima tahun ke atas yang datang ke perpustakaan.

Sementara itu, dominasi bacaan yang dibaca ketika mengunjungi perpustakaan adalah buku pelajaran (80,83%), selain kitab suci (73,65%). 

Tidak hanya angka kunjungan ke perpustakaan yang rendah, kurangnya ragam bahan bacaan yang dibaca siswa juga berdampak pada rendahnya aktivitas literasi membaca secara nasional. 

“Berkaca pada hasil PISA, siswa yang menghabiskan lebih banyak dalam seminggu untuk membaca sebagai hiburan di waktu luang, memiliki skor lebih tinggi dibanding dengan yang tidak atau kurang senang membaca,” tutur Totok.

Di lingkup negara ASEAN, skor PISA Indonesia hanya lebih baik dari Filipina, sedangkan Provinsi DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jauh lebih baik dari skala nasional. Hal ini mengindikasikan adanya kesenjangan mutu.

"Indonesia masih konsisten sebagai salah satu negara dengan peringkat PISA terendah," kata dia.

Kondisi itu mendorong pemerintah melakukan reformasi pendidikan dan menelurkan kebijakan lain.

Kemendikbud mengungkapkan hasil PISA 2018 yang menunjukkan siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi, matematika, dan sains sangat rendah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News