Misteri Kematian Brigadir J, Menyeruak Istilah Kode Senyap, Apa Maknanya?

Misteri Kematian Brigadir J, Menyeruak Istilah Kode Senyap, Apa Maknanya?
Reza Indragiri menganalisis kasus kematian Brigadir J yang masih misteri. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi langkah Bharada E yang mengajukan permohonan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Bharada E merupakan ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang terlibat baku tembak dan menewaskan Brigadir J.

Mengawali analisisnya, Reza Indragiri Amriel menjelaskan bahwa dalam kepolisian terdapat istilah code of silence yang artinya kode senyap atau kode diam.

Penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia itu mengatakan istilah tersebut menunjuk kepada subkultur menyimpang personel dengan menutup-nutupi kesalahan sejawat.

"Bisa dibayangkan, ketika sejawat berpangkat atau berjabatan tinggi, code of silence makin mungkin terjadi. Sejawat sementereng itu punya efek psikologis yang intimidatif terhadap penyidik," kata Reza kepada JPNN.com, Rabu (20/7) malam.

Apalagi, lanjut Reza, ketika ada lebih dari satu sejawat dan salah satunya lebih tinggi pangkatnya daripada personel lainnya.

"Maka code of silence bisa saja dilakukan dengan mengorbankan personel yang berpangkat lebih rendah," ujar pria yang pernah menjadi pengajar di STIK/PTIK itu.

Diketahui, LPSK belum memutuskan memberi perlindungan terhadap Bharada E.

Code of silent, kode senyap, kode diam dalam kasus kematian Brigadir J . Reza Indragiri Amriel merespons Bharada E yang minta perlindungan kepada LPSK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News