Mobilisasi Massa yang Tidak Perlu, Bisa Potensi Makar

Mobilisasi Massa yang Tidak Perlu, Bisa Potensi Makar
Capres Joko Widodo dan Prabowo Subianto di debat perdana capres-cawapres Pilpres 2019, Jakarta, Kamis (17/1). Debat mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali menyebut, mobilisasi massa maupun opini untuk mengklaim kemenangan tidak diperlukan, pascapemungutan suara Pemilu 2019.

Menurutnya, calon presiden harus percaya diri dan menunjukkan jiwa leadership, serta menunggu hasil resmi dari KPU.

“Mobilisasi massa maupun opini tidak diperlukan,” ujar Rhenald di Jakarta, Sabtu (20/4).

BACA JUGA : Ogah Klaim Menang Pilpres 2019, Kiai Ma'ruf Amin: Kami Menghormati Aturan

Rhenald menilai, setiap deklarasi klaim kemenangan hanya akan menimbulkan dorongan serupa dari kontestasi lain.

Karena itu, para capres sebaiknya menahan diri dan menghentikan cara-cara yang menyerupai kampanye.

“(Karena) tahapan kampanye sudah selesai. Untuk setiap kasus serahkan kepada lembaga hukum. Mari hormati konstitusi. Kalau cinta tanah air, stop! Jadilah manusia dewasa yang memang layak memimpin. Jangan ke kanak-kanakan,” katanya.

BACA JUGA : Klaim Kemenangan Pilpres Boleh, tapi Setelah Hasil Penghitungan KPU Selesai

Memobilisasi massa untuk memaksakan kehendak di luar jalur hukum yang sah merupakan tindakan inkonstitusional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News