MPR Dorong Masyarakat Menjadi Narasumber Empat Pilar

MPR Dorong Masyarakat Menjadi Narasumber Empat Pilar
Anggota MPR dari Fraksi Nasdem Bachtiar Aly saat menjadi pembicara dalam ToT di kalangan TNI AL, Surabaya, Jumat (12/10/2018). Foto: Humas MPR RI

Saat itu meski Indonesia belum ada namun mereka sudah menyatakan satu nusa, bangsa, dan bahasa Indonesia. Dalam soal bahasa, Bachtiar Aly menyatakan para pemuda memilih bahasa Melayu, yang saat itu sebagai lingua franca dari Madagaskar hingga Melayu, menjadi bahasa persatuan. “Jadi bukan memilih bahasa yang mayoritas yang digunakan,” tuturnya.

Dirinya bersyukur bahasa Indonesia menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Hal demikian tidak terjadi di Belgia, India, yang tidak memiliki bahasa persatuan. “Di Belgia itu ada bahasa Prancis, Belanda, Jerman, bahkan Inggris,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Bachtiar Aly mengingatkan semua akan bahaya hoaks. Menurutnya sesuatu yang merugikan masyarakat sebaiknya tak diekspos. Bila sesuatu kebohongan diulang-ulang maka hal yang demikian seolah-olah menjadi benar. 

Meski demikian , dia berharap bila kita tahu dan mengerti jangan diam. Menurutnya, berkuasanya Hittler di Eropa karena banyaknya orang-orang yang pandai dan tahu namun mereka pada diam.

“Jerman menjadi negara otoriter karena orang pandai diam,” ungkapnya.

Anggota MPR dari Fraksi PKS, TB. Sjoenmandjaja yang dalam kesempatan tersebut menjadi pembicara, mengakui forum TOT di kalangan TNI AL berlangsung dengan baik. "Mereka banyak menyampaikan pertanyaan, pendapat bahkan kritik,” ujarnya.

Dikatakan sosialisasi yang dilakukan ini merupakan amanah dari UU MD3. Sosialisasi diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Menurutnya, ormas dan mahasiswa bahkan pengamen dan klub penggemar sepeda onthel pun pernah mendapat sosialisasi.

MPR mempunyai Badan Sosialisasi yang bertugas khusus untuk menyosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika kepada masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News