MPR: Mengenang Lopa Seperti Membayangkan Oasis Keadilan

MPR: Mengenang Lopa Seperti Membayangkan Oasis Keadilan
Anggota MPR dari Kelompok DPD, Muhammad Asri Anas (kanan) pada acara bedah buku berjudul “Lopa Yang Tak Terlupa” di Perpustakaan MPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/7). Foto: Humas MPR RI

“Saat debat Calon Presiden 2019, baik Joko Widodo maupun Prabowo menginginkan penegakan hukum seperti apa yang pernah dilakukan Lopa,” tuturnya.

“Bila membayangkan Lopa maka kita membayangkan keadilan,” tambahnya.

Sebagai anak suku Mandar, Asri Anas menyatakan Lopa tidak hanya menjadi kebanggaan suku Mandar namun juga menjadi kebangaan Indonesia. Untuk itu profil Lopa akan terus disempurnakan penulisannya dan diharapkan menjadi pegangan semua dalam penegakan hukum yang benar. “Terima kasih kepada penulis,” ujarnya.

Bagi Asri Anas, sosok Lopa merupakan sosok yang selalu menarik untuk dibicarakan. Lopa menjadi penegak hukum yang tegas, menurut Asri Anas karena budaya Mandar yang mengajarkan seperti itu.

“Kalau dibilang A ya A, kalau dibilang benar ya benar, kalau dibilah putih ya putih”, ucapnya.

Kabiro Humas Setjen MPR, Siti Fauziah, dalam kesempatan itu mengatakan Perpustakaan MPR kerap membahas dan membedah buku-buku penting. Buku yang dibincangkan dalam acara itu menurutnya perlu diketahui oleh masyarakat.

“Kali ini kita membahas buku Bapak Lopa,” ujarnya.

Siti Fauziah menyebut dalam buku itu bercerita profil dan upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh Lopa.

Baharuddin Lopa, pria kelahiran 27 Agustus 1935, di Pambusuang, Polewali Mandar, Sulawesi Selatan, merupakan sosok yang penting dalam dunia hukum dan kehakiman sehingga tak heran bila Presiden Abdurrahman Wahid dalam sampul buku memuji sikap Lopa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News