Mudik, Perempuan dan Anak Jangan Naik Motor

Mudik, Perempuan dan Anak Jangan Naik Motor
Mudik, Perempuan dan Anak Jangan Naik Motor
JAKARTA-Fenomena banyaknya masyarakat menggunakan motor saat mudik mendapat sorotan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari. Menurutnya, perempuan dan anak jangan dipaksakan mudik naik motor, karena posisinya selalu dibonceng atau duduk di  bangku belakang. Sehingga rawan sakit akibat terkena angin dan debu bila jarak tempuhnya cukup jauh.

"Sebenarnya bisa saja naik motor kalau tujuanya untuk menghemat biaya. Tapi  baiknya bila ada ibu atau ada perempuan dan anak-anak yang ikut, motornya dimasukkan ke gerbong kereta api saja, itu lebih aman," ucap Linda, usai buka puasa bersama,  Senin (22/8), di Hotel Acacia, Jakarta.

Ia menjelaskan, secara fisik kekuatan tubuh laki-laki dan perempuan memang tak jauh berbeda. Hanya, barang bawaan biasanya diletakkan atau dibawa yang dibonceng untuk mempermudah mengendarai motor. Alhasil, beban yang di bonceng semakin berat dan itu pastinya mempengaruhi kondisi tubuh.

"Tujuan mudik itu kan berkumpul dan bersilahturahmi dengan keluarga. Jika sudah sakit saat sampai di tujuan, bukannya berkumpul, eh harus berobat dan biaya semakin besar. Itu alasan menghimbau agar tak memaksakan diri naik motor. Kalau jaraknya hanya satu jam tak masalah, tapi bila lebih dari itu sebaiknya motor dinaikkan ke kereta (api) saja," pintanya.

JAKARTA-Fenomena banyaknya masyarakat menggunakan motor saat mudik mendapat sorotan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News