Musailamah Al-Makin

Oleh: Dahlan Iskan

Musailamah Al-Makin
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - KINI tidak ada lagi kompetisi antarnabi. "Di zaman Nabi Muhammad, kompetisi antarnabi lebih kompleks. Di jazirah Arab saja, saat itu, ada tujuh nabi".

Saya asyik bertemu seorang peneliti nabi kemarin. Dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta. Nama peneliti pendek: Al Makin.

Kalau toh tertulis panjang itu karena ada gelar Prof, Dr, drs, dan MA di sekitar nama itu.

Baca Juga:

Ia sendiri kelahiran sebuah desa terpencil di Bojonegoro, Jatim. Kuliahnya di McGill Montreal, Kanada dan di Heidelberg Jerman. Yakni setelah lulus S1 ilmu tafsir di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Nabi pertama yang ia teliti adalah Musailamah. Ia nabi di Yamama. Nama Yamama kini dikenal sebagai kota Riyadh, ibu kota Arab Saudi.

Sebelum Muhammad menyatakan diri sebagai nabi, di Makkah, Musailamah sudah menyatakan diri sebagai nabi di Riyadh.

Baca Juga:

Waktu itu sebenarnya juga ada seorang wanita yang menyatakan diri sebagai nabi. Tidak jauh dari Makkah juga ada nabi Ummaiyah bin Abi Salat.

Al Makin tidak bisa melakukan penelitian tentang Nabi Musailamah di Arab, apalagi di Indonesia.

Saya asyik bertemu seorang peneliti nabi kemarin. Dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta. Nama peneliti pendek: Al Makin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News