Muslimat NU Berharap Iklan SKM Sebagai Susu Dihilangkan

Muslimat NU Berharap Iklan SKM Sebagai Susu Dihilangkan
diskusi bertajuk Membangun Generasi Emas Indonesia 2045, Bijak menggunakan SKM yang digelar Yayasan Abhiparaya Insan Cendikia Indonesia (YAOCI) dan Muslimat NU di SMA Khadijah, Surabaya, Minggu (2/12). Foto: Ist

"Namun, jika sudah keterlaluan, BPOM akan memberitahukan secara terang-terangan," kata Yuli.

Sementara itu, Ketua YAICI Arif Hidayat mengatakan, iklan SKM sebagai susu sudah ada sejak hampir seabad silam dan tertanam kuat di benak masyarakat Indonesia sebagai susu bernutrisi.

Padahal, lanjut Arif, kandungan SKM yang diproduksi di Indonesia protein 2,3 persen lebih rendah dari ketentuan BPOM 6,5 persen dan ketentuan WHO sebesar 6,9 persen.

Begitu pula kandungan gula lebih tinggi yakni di atas 50 persen, padahal WHO mensyaratkan 20 persen.

"Jadi kalau minum SKM, bukan minum susu, tapi minum gula rasa susu," ujar Arif.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Kohar Hari Santoso menyatakan, SKM hanya cocok untuk topping bukan untuk pengganti ASI.

Karena itu, konsumen perlu periksa kemasan. Baca label cek juga no.izin edar/produksi.

"Saya mengapresiasi kegiatan sosialisasi SKM bukan susu, karena ini sangat penting agar masyarakat bisa teredukasi," kata Kohar.

Pengurus Pusat Muslimat NU berharap iklan susu kental manis (SKM) yang menyebutkan sebagai susu dan disajikan sebagai minuman tunggal dihapus

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News