Napoleon Bonaparte

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Napoleon Bonaparte
Napoleon Bonaparte. Foto: Ricardo/JPNN.com

Inilah kutipan salah satu suratnya kepada Josephine sang kekasih. 'Aku terbangun dipenuhi pikiran tentangmu. Potretmu dan kebahagiaan yang memabukkan malam itu membuat perasaanku tidak bisa istirahat'.

Josephine yang manis tiada banding, betapa aneh ulahmu terhadap hatiku. Apakah kau marah kepadaku? Apa kau tidak senang? Apa kau kecewa? Jiwaku hancur oleh nestapa, dan cintaku untukmu tak kan pernah surut.

Bagaimana aku mampu beristirahat, saat aku tunduk pada perasaan yang mengendalikan jiwa terdalam, saat aku mereguk dalam-dalam dari rekah bibirmu dan nyala api hatimu?

Ya. Satu malam mengajarkanku bagaimana potretmu tak mampu melukiskan sempurnamu.

Kau memulai di tengah hari, nanti tiga jam aku akan melihatmu lagi. Hingga saat itu tiba, lewat ribuan kecupan, cintaku manisku, jangan kau kecewakan darahku yang terbakar hanya untukmu.

Ketika Napoleon mendekati ajal, ia menulis sebait puisi terakhir, 'dalam hidupku hanya ada Prancis, pasukan, panglima, dan Josephine'.

Napoleon Bonaparte abad ke-19 beda dengan Napoleon Bonaparte abad milenial sekarang ini.

Napoleon Bonaparte Prancis berinkarnasi menjadi Napoleon Bonaparte baru yang menjadi polisi dengan pangkat inspektur jenderal. Beberapa hari belakangan ini 'surat cinta' Napoleon Bonaparte milenial beredar luas dan viral di media.

Napoleon Bonaparte dengan terus terang mengakui perbuatannya. Ia bahkan menulis surat terbuka yang disiarkan oleh media.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News