Netanyahu Gagal Menjegal Iran
Perundingan Nuklir dengan Amerika Serikat Jalan Terus
Sementara itu, pemerintahan Obama merespons kekhawatiran negara-negara sekutu AS terkait nuklir Iran. Kemarin, setelah berunding dengan Zarif, Kerry langsung bertolak ke Arab Saudi. Sebab, Negeri Petro Dolar tersebut mulai resah karena AS kian lunak terhadap Iran. Riyadh memandang kegigihan Washington menyelesaikan krisis nuklir Iran lewat perundingan sebagai suatu kelemahan.
Para pejabat AS yang terlibat dalam pertemuan Kerry dan Zarif di Swiss pun menangkap kegusaran Saudi. Apalagi, Israel sengaja memanaskan situasi lewat pidato Netanyahu tentang kesiapan Iran memproduksi senjata nuklir. Pejabat-pejabat senior itu menegaskan bahwa Washington tidak akan tutup mata pada aktivitas nuklir Iran. Bahkan, setelah dua negara mencapai kesepakatan pun, AS akan tetap kritis.
"Jika nanti perundingan ini berujung dengan kesepakatan, kami akan tetap mengawasi aktivitas nuklir Iran. Kami akan memastikan bahwa program nuklir mereka berkontribusi langsung pada stabilitas regional dan stabilitas serta keamanan masyarakat global," terang pejabat yang merahasiakan namanya itu. Selain itu, AS akan tetap memastikan Iran tidak melakukan ekspansi regional. (AP/AFP/BBC/c10/hep/jpnn)
MONTREUX - Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Pepatah itulah yang menggambarkan hubungan segi tiga Amerika Serikat (AS), Iran, dan Israel.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah tak Dapat Diterima
- Hamas Masih Berharap Mencapai Kesepakatan Damai dengan Israel
- Tolak Tawaran Damai, Israel Sebut Tuntutan Hamas Keterlaluan
- Korut: Amerika dan Pengikutnya Akan Mengalami Kekalahan Menyedihkan
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- Jakarta Futures Forum Bahas Visi Jangka Panjang Indonesia-India di Dunia Internasional