Nggak Semua Bule Kami Sikat

Nggak Semua Bule Kami Sikat
Turis Wanita nampak begitu akrab dengan para pemuda Bali. Dari suasana inilah kemudian timbul transaksi sex. Foto : Radar Bali
Film dokumenter Cowboys in Paradise yang menceritakan para gigolo di Bali pernah menghebohkan masyarakat. Film itu dianggap mencemarkan nama Bali. Bagaimana sebenarnya kehidupan cowboys itu di Pulau Dewata"

"Siapa yang tidak kenal Kuta" tanya Made Irawan. Pria 51 tahun yang akrab disapa Piping itu merupakan salah seorang peselancar profesional ternama di Bali. Saat Jawa Pos berkunjung ke rumahnya di kawasan Canggu Kuta Utara, dia menerangkan bahwa jenis ombak Pantai Kuta diburu banyak peselancar, baik pemula maupun profesional.

Karena itu, pantai sepanjang 6,4 km di Kabupaten Badung tersebut tak pernah sepi dari turis-turis peminat selancar. Selain wisman (wisatawan mancanegara), Kuta dijejali para peselancar lokal. Mereka biasa dijuluki anak pantai (beach boy). Kata Piping, anak pantai adalah orang-orang yang menghabiskan waktu di pantai. "Mereka hidup dari pantai. Dari nyewain papan (selancar, Red) atau jadi instruktur," ucap pemilik majalah komunitas selancar Magic Wave itu.

Tak sulit mendapati anak pantai di Kuta. Berdasar ciri-ciri fisik, kebanyakan anak pantai berkulit hitam legam lantaran terkena teriknya matahari. Begitu juga rambut mereka, yang biasanya gondrong dengan warna agak kemerah-merahan. Badan anak pantai rata-rata atletis dan dipenuhi dengan tato di hampir sekujur tubuh. Selain itu, kupingnya tak luput dari tindik, seolah menambah ke-macho-an anak pantai. 

Film dokumenter Cowboys in Paradise yang menceritakan para gigolo di Bali pernah menghebohkan masyarakat. Film itu dianggap mencemarkan nama Bali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News