Nikmatnya Menyantap Sate Babi Bawah Pohon di Pulau Dewata

Nikmatnya Menyantap Sate Babi Bawah Pohon di Pulau Dewata
Warung Sate Babi Bawah Pohon Legian, diminati wisatawan karena menggunakan daging dan bumbu segar minus penyedap rasa buatan. Selain itu, pemiliknya juga terlibat langsung meraciknya. (KUSUMA YONI/BALI EXPRESS)

Satu porsi Sate Babi ini, terdiri dari 10 tusuk yang bisa dinikmati dengan ketupat ataupun nasi, dan tidak lupa dihidangkan dengan cabai rawit dan garam laut.

“Cabai dan garam ini menjadi ciri khas dari Sate Babi Bawah Pohon, yang bisa menambah kenikmatan ketika bersantap,” paparnya.

Selain sate, warung ini juga menyediakan menu tambahan lainnya, yakni Soto Babi. Masakan ini dihidangkan dengan model kuah bening diisi potongan daging babi, lobak putih, bawang ngoreng, daun seledri, dan sambal uleg.

Selain wisatawan Tiongkok, tentu saja wisatawan domestik dan masyarakat lokal, juga menjadi langganan Warung Sate Babi Bawah Pohon ini.

Meskipun pangsa pasar utamanya adalah wisatawan asing, resep sate Babi ini tidak diracik menyesuaikan selera rasa khusus untuk wisatawan asing.

Rasanya hampir sama dengan Sate Babi yang bisa ditemui di pedagang sejenis yang ada di Bali. Yang membedakannya, Sate Babi Bawah Pohon ini hanya menggunakan daging.

Jadi, dalam satu tusukannya hanya terdapat daging babi saja, tanpa adanya lemak dan jeroan, seperti halnya Sate Babi pada umumnya.

Sate Babi Bawah Pohon ini memiliki rasa pedas yang didominasi oleh rasa manis yang menonjol. “Rasa manis ini berasal dari penggunaan gula merah sebagai penyedap yang dicampur dalam bumbu rendaman sate,” terangnya.

Per harinya Warung Sate Babi Bawah Pohon Legian ini menghabiskan daging hingga 80 kilogram

Sumber Jawapos.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News