Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali

Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali
Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali

Ruang ini memiliki 300 hingga 470 anggota aktif pada waktu tertentu. Biayanya sekitar $ 300 sebulan atau $ 20 untuk satu hari.

Warga asal Amerika merupakan pengguna paling umum, disusul Australia, Inggris dan Jerman. Orang Indonesia berada di urutan keenam. Anggota umumnya bekerja untuk klien di negara asal mereka atau negara lain.

Michael Craig, seorang pengusaha asal Perth, mendirikan Dojo Bali dua tahun lalu, karena kecewa dengan perusahaan perangkat lunaknya sendiri.

Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali
Michael Craig mendirikan tempat kerja bersama di Bali setelah usahanya di Perth terlalu membuatnya stress.

Supplied: Dojo

"Saya bekerja banting tulang kemudian saya menutupnya karena stres. Saya datang ke Bali untuk gaya hidup yang lebih santai," kata Craig.

"Banyak orang meninggalkan negaranya karena mereka merasa seperti robot dalam cangkang kecil suatu perusahaan," ujarnya.

Bagi Michael Craig, mengejar gaya hidup nomad digital sebagian terkait urusan eksistensial.

"Bila Anda berhasil, lalu apa?" tanyanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News