Nomaden Digital, Fenomena Baru Warga Asing di Bali
Ruang ini memiliki 300 hingga 470 anggota aktif pada waktu tertentu. Biayanya sekitar $ 300 sebulan atau $ 20 untuk satu hari.
Warga asal Amerika merupakan pengguna paling umum, disusul Australia, Inggris dan Jerman. Orang Indonesia berada di urutan keenam. Anggota umumnya bekerja untuk klien di negara asal mereka atau negara lain.
Michael Craig, seorang pengusaha asal Perth, mendirikan Dojo Bali dua tahun lalu, karena kecewa dengan perusahaan perangkat lunaknya sendiri.
"Saya bekerja banting tulang kemudian saya menutupnya karena stres. Saya datang ke Bali untuk gaya hidup yang lebih santai," kata Craig.
"Banyak orang meninggalkan negaranya karena mereka merasa seperti robot dalam cangkang kecil suatu perusahaan," ujarnya.
Bagi Michael Craig, mengejar gaya hidup nomad digital sebagian terkait urusan eksistensial.
"Bila Anda berhasil, lalu apa?" tanyanya.
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka