Nostalgia Cinta Pertama

Nostalgia Cinta Pertama
NOSTALGIA - Anya Dwinov di sela kampanye 'Go Green School' di Sekolah Katolik Asisi, Jakarta, Jumat (22/1). Foto: Sugeng Sulaksono/Jawa Pos.
JAKARTA - Kembali ke sekolah setelah 12 tahun berlalu, Anya Dwinov merasakan nostalgia cinta pertama. Tapi, cinta pertamanya saat itu sebatas mengagumi, tidak sampai memiliki. Sekolah juga mengingatkan dirinya pada kasus bullying yang pernah dialami.

Saat itu, Anya mulai masuk SMP. Posisi kelasnya sangat strategis. Pintu masuk menghadap salah satu gerbang sekolah, sehingga bisa melihat siswa lain berlalu lalang. Anya sering berangkat lebih pagi agar bisa memperhatikan siswa lain lebih lama.

"Waktu itu aku baru tahu, banyak juga ya, yang ganteng, terutama kakak kelas," ungkapnya saat mengunjungi almamaternya, Sekolah Asisi Jakarta, Jumat (22/1) kemarin.

Di antara sekian banyak yang tampan, ada seorang yang paling memikat hati Anya. Tapi, dia tidak bisa menindaklanjuti karena belum berani mendekat. "Pokoknya waktu itu nggak bisa berbuat apa-apa selain kagum. Cinta terpendam saja. Apalagi ada semacam rasa segan kepada kakak kelas," ujarnya.

JAKARTA - Kembali ke sekolah setelah 12 tahun berlalu, Anya Dwinov merasakan nostalgia cinta pertama. Tapi, cinta pertamanya saat itu sebatas mengagumi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News