Obama Datang, Keamanan PD Terancam

Polisi Berharap AS Tereliminasi Lebih Dini

Obama Datang, Keamanan PD Terancam
BOLA - Barack Obama saat berjumpa khusus dengan Presiden FIFA Sepp Blatter (tengah) di Gedung Putih, tahun lalu. Foto: White House archive/Wikimedia.org.
Obama menjadi masalah tambahan Afsel, setelah negeri itu dua kali diganggu kasus terorisme. Yang pertama adalah April lalu, saat sebuah kelompok yang mengklaim diri Al Qaeda mengirimkan surat kaleng berisi ancaman kepada panitia PD. Katanya, anggota mereka akan hadir membawa bahan peledak dalam pertandingan Grup C antara Inggris versus AS di Rustenburg, 12 Juni mendatang. Kebetulan, Inggris merupakan sekutu utama AS dalam perang melawan terorisme yang dikumandangkan Bush.

"Al Qaeda akan membawa hadiah dalam laga itu," demikian isi pembuka surat kaleng tersebut. "Betapa mengagumkan kalau laga akbar antara Inggris melawan AS yang disiarkan ke seluruh dunia dan disaksikan puluhan ribu orang di stadion, dikejutkan oleh bunyi ledakan yang menggetarkan bumi. Sungguh mengagumkan melihat stadion berjungkir-balik dan mayat-mayat bergelimpangan. Ini kehendak Allah," lanjut pernyataan tersebut.

Belum kelar mengatasi masalah itu, ancaman lain berlanjut. Kali ini, bukan datang dari Al Qaeda, melainkan kelompok sayap kanan. Kelompok yang berasal dari sisa rezim apartheid dengan anggota kulit putih itu, sudah mengatur plot untuk mengacaukan perhelatan PD, meski bukan dengan ledakan bom khas teroris Islam garis keras. Untungnya, plot ini tercium oleh polisi dan anggota yang terbukti terlibat langsung ditangkap. Sejauh ini, sudah ada lima ekstremis kulit putih yang sudah diamankan dengan barang bukti berupa persenjataan dan bahan peledak.

Afsel sendiri sudah mengerahkan 44 ribu personel keamanan untuk mengawal pelaksanaan PD selama 11 Juni hingga 11 Juli. Selain itu, mereka akan dibantu oleh kepolisian Inggris yang khusus menangani masalah hooligan. Ancaman teroris, agaknya juga bakal menarik minat AS untuk mengulurkan bantuan. (na/bas)

JOHANNESBURG - Siapa pun yang menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), selalu menjadi sasaran utama kelompok teroris Al Qaeda. Maklum, kelompok yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News