Opium Meningkat, ASEAN Sulit Bebas Narkoba

Opium Meningkat, ASEAN Sulit Bebas Narkoba
Opium Meningkat, ASEAN Sulit Bebas Narkoba

jpnn.com - NEWYORK--Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melansir laporan terbaru tentang narkotika dan obat terlarang. Disebutkan terjadi peningkatan produksi opium di kawasan segitiga emas Asia Tenggara. Hal itu mempersulit upaya ASEAN bebas narkoba tahun 2015.

Menurut PBB, Myanmar merupakan kawasan dengan peningkatan produksi opium paling tertinggi di ASEAN, dalam setahun terakhir, meskipun upaya pemberantasan perdagangan opium terus berjalan.

Dijelaskan, secara umum peningkatan produksi opium mengalami peningkatan 22 persen tahun ini, kecuali Myanmar yang produksinya melonjak hingga 26 persen. Selain Myanmar yang kini menjadi tuan rumah Sea Games XXVII, produksi opium di kawasan ASEAN meliputi Laos dan Thailand. Bahkan di kawasan itu terus meningkat dalam tujuh tahun terakhir, didorong meningkatnya pemasukan dan membaiknya infrastuktur.

Dilansir situs ABC, Rabu (18/12), dalam laporan terakhir yang dirilis Badan Narkotika dan obat terlarang PBB (UNODC) disebutkan Myanmar, Laos dan Thailand menyumbang 18 persen dari total produksi opium dunia.

"Angka ini menunjukkan perlunya meningkatkan upaya pemberantasan melalui pemecahan masalah hingga ke akarnya dan mendorong jenis-jenis komoditas lain di luar opium," kata Jeremy Douglas.

Para petani di segitiga emas ini banyak beralih ke tanaman opium karena 19 kali lebih menguntungkan dibanding tanaman padi misalnya. "Kawasan ini mengalami kemajuan ekonomi, sehingga pendapatan meningkat, membuat para pedagang narkotika bisa menghasilkan lebih banyak uang lagi," sambungnya.

Ia menjelaskan, pasar narkoba dan obat terlarang bukan saja di ASEAN tapi juga di Australia. Thailand sejauh ini secara proaktif memusnahkan produksi opium di wilayah perbatasannya, namun tindakan itu justru mendorong peningkatan produksi di negara tetangga, Laos dan Myanmar.

Perbaikan infrastruktur kian meningkatkan konektivitas di kawasan itu. "Kawasan segitiga ini kian terhubung saat ini," lanjutnya.

NEWYORK--Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melansir laporan terbaru tentang narkotika dan obat terlarang. Disebutkan terjadi peningkatan produksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News