Pak Ngateman

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pak Ngateman
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kalau seorang kakek bisa menyusup dan menerobos lalu melemparkan kertas tepat ke arah presiden, bagaimana kalau ada intruder yang berniat jahat untuk mencelakai presiden.

Mungkin netizen membayangkan apa yang terjadi terhadap Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy yang tewas tertembak pada 1963 ketika konvoi presiden melintas di Dallas dalam kecepatan rendah.

Seorang sniper, Lee Harvey Oswald, membidikkan senapan ke arah Kennedy dan pelurunya menembus dada sang presiden yang kemudian tewas.

Bung Karno pernah menjadi korban rencana pembunuhan pada sebuah perayaan di sekolah dasar di Cikini, Jakarta, 1957. Ketika sedang berada di mobil, muncullah Jusuf Ismail bersama teman-temannya yang melemparkan sejumlah granat ke arah rombongan presiden.

Ledakan keras beruntun mengakibatkan sepuluh anak SD tewas dan belasan lainnya terluka. Presiden Soekarno yang hadir bersama dua anaknya, Guntur dan Megawati, selamat tanpa luka.

Pak Ngateman bukan Jusuf Ismail atau Lee Harvey Oswald. Pak Ngateman tidak melempar granat. Ia hanya melempar secarik kertas ke arah Jokowi. Pak Ngateman ingin mengadukan program bantuan usaha mikro oleh pemerintah yang dianggapnya tidak tepat sasaran.

Surat cinta Pak Ngateman itu dibeberkan oleh seorang netizen yang berhasil memotret Pak Ngateman bersama seorang anggota tentara.

Surat cinta itu menyebutkan bahwa bantuan usaha mikro oleh pemerintah tidak tepat sasaran, karena banyak orang yang seharusnya berhak, tetapi belum menerima bantuan itu. Ngateman menulis daftar nama yang belum menerima bantuan, termasuk dirinya.

Pak Ngateman bukan Jusuf Ismail atau Lee Harvey Oswald. Pak Ngateman tidak melempar granat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News