Pakar Epidemiologi Sebut Uji Klinis Obat Kombinasi Covid-19 Buatan Unair Belum Terdaftar di WHO
Rabu, 19 Agustus 2020 – 11:55 WIB
Selain itu, Pandu menilai seharusnya laporan riset obat kombinasi itu dilaporkan Unair ke BPOM RI terlebih dahulu. Bukan ke TNI atau BIN sebagai sponsornya dan langsung mengumumkan ke publik secara terbuka bahwa penelitian mereka berhasil dan memberikan klaim sebagai penemuan Obat Covid 19 pertama di dunia.
Hal ini, menurut Pandu, tidak sesuai dengan prosedur.
“Ya ini uji klinik pertama obat Covid-19 di dunia yang anomali, dan prosedur riset yang tak terbuka dan klaimnya tidak mengikuti standar uji klinik yang baku. Itu sebabnya akan banyak akademis yang meragukan validitas hasil riset uji klinis Unair tersebut,” pungkas Pandu. (flo/jpnn)
Pakar epidemiologi menyebut ada persyaratan uji klinis obat sesuai standar yang ditetapkan secara internasional dan harus diregistrasi uji klinis di WHO.
Redaktur & Reporter : Natalia
BERITA TERKAIT
- Pilpres Sarat dengan Kecurangan, Pengamat Ingatkan Pemerintah soal Ledakan Kekecewaan
- Airlangga Pribadi: Pemanfaatan Hukum untuk Kekuasaan Adalah Pengingkaran terhadap Pancasila
- Ide Ganjar soal Setiap Keluarga Miskin Punya 1 Sarjana Pikat Mahasiswa
- Alumni Unair Optimistis Anies Raih Dukungan Pedesaan Jatim
- Ashanty Kuliah S3 di Unair, Anang Hermansyah Merespons Begini
- Proposal Prabowo Disorot, Dinilai Bisa Mengancam Reputasi Indonesia & Jokowi