Pakar: Potensi Korupsi Terbesar Bukan di Dana Aspirasi, Tapi APBN
jpnn.com - JAKARTA - Pakar hukum tata negara Asep Warlan Yusuf menilai, kekhawatiran terhadap korupsi dalam Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) terlalu berlebihan.
Asep mengatakan, hal itu justru bisa menghambat program pembangunan. Sebab, selain masyarakat bisa mengawal langsung dana itu, penegak hukum juga bisa mengawasinya.
“Kalau takut dikorupsi, di manapun ada potensi korupsi. Potensi korupsi paling besar justru berada di tangan presiden yang menjadi kuasa pengguna anggaran sebesar Rp 2.400 triliun yang tertuang dalam APBN,” kata Asep, Selasa (16/6).
“Lantas kalau demikian, maka program APBN tidak boleh dijalankan? Kan sudah ada polisi, jaksa dan KPK yang mengawasi,” tambah Asep.
Menurut Asep, UP2DP cukup baik karena anggota DPR bisa langsung menyuarakan kepentingan rakyat di dapilnya. Dia menambahkan, program itu malah lebih tepat sasaran dan bisa diawasi langsung.
“Banyak program pemerintah selama ini justru tidak tepat sasaran dan jadi sasaran empuk korupsi karena ketidaktahuan masyarakat akan program-program tersebut,” ujar Guru Besar Universitas Parahyangan Bandung ini. (fas/jpnn)
JAKARTA - Pakar hukum tata negara Asep Warlan Yusuf menilai, kekhawatiran terhadap korupsi dalam Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP)
- Sudaryono Kandidat Terkuat Pilgub Jateng, Pakar: Dia Paling Siap
- Terima Putusan MK, Partai Buruh Dukung Program Prabowo-Gibran
- Dambakan Keselarasan dengan Pusat, Petani Jateng Dukung Sudaryono Jadi Gubernur
- Bey Machmudin tidak Akan Maju jadi Cagub Jabar 2024
- Tokoh Sumbar & Bundo Kanduang Minta MK Putuskan Pemilu Ulang DPD RI
- Permohonan Tim Hukum PDIP ke PTUN: Apa Betul Ada Pelanggaran Hukum oleh KPU?