Pakar Sebut Media Online Lebih Agresif

Pakar Sebut Media Online Lebih Agresif
Pakar Sebut Media Online Lebih Agresif

jpnn.com - JAKARTA - Perkembangan teknologi informasi yang dibarengi kemajuan gadget ternyata ikut mengubah tatanan jurnalistik di Indonesia. Dulu, satu-satunya pilihan untuk mengakses informasi masih sebatas pada  membaca buku ataupun surat kabar.

Tapi kini hanya dengan sentuhan jari, informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan. Menurut pakar komunikasi dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, kecepatan memperoleh informasi justru didapat dari media online.

Sebagai orang dengan mobilitas tinggi, informasi menjadi sesuatu yang penting. Dia menilai media online sangat agresif memberitakan dinamika berbagai hal, terutama politik.

"Keingintahuan yang besar dari masyarakat terhadap perkembangan dinamika pemberitaan oleh media online adalah dengan keunggulannya yang cepat dan akurat. Semua orang di abad ini dituntut melek teknologi dan selalu haus akan informasi," kata Hendri saat menghadiri peluncuran sebuah media online di Jakarta, Rabu (14/1).

Ia menambahkan, perkembangan teknologi memungkinkan orang untuk terlibat secara pribadi, antar-pribadi, maupun dengan khalayak ramai dalam waktu bersamaan. "Ini menunjukkan konvergensi media memadukan ciri-ciri komunikasi massa dengan komunikasi antarpribadi yang dilakukan dalam satu media sekaligus," ucapnya.

Sedangkan Direktur PT RBA Media Prima, Anron Madjid dalam kesempatan itu mengatakan, di Indonesia ada 35 persen pengguna memiliki sambungan internet dengan kecepatan lebih dari 3 Mbps. Sekitar 3,3 persen, sambungan, mengakses internet dengan kecepatan lebih dari 10 Mbps, sedangkan 0,9 persen lainnya memiliki koneksi di atas 15 Mbps. Menurutnya, kecepatan internet mobile broadband di Indonesia bisa naik lebih pesat lagi jika jaringan 4G LTE sudah merata di seluruh wilayah.

Karenanya, Anron mendirikan sebuah portal berita yang secara resmi online pada awal Desember 2014 silam. Portal itu dirintis oleh para jurnalis senior yang sudah berpengalaman di bidang jurnalistik lebih dari 20 tahun.

Dibandingkan dengan media online yang sudah ada, portal berita yang didirikan Anton itu mengusung konsep berbeda. Sebab, portal berita itu khusus memublikasikan berita rilis dan menghubungan public relations profesional dengan jurnalis.

JAKARTA - Perkembangan teknologi informasi yang dibarengi kemajuan gadget ternyata ikut mengubah tatanan jurnalistik di Indonesia. Dulu, satu-satunya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News