Panen Jagung di Jawa Tengah Masih Terjadi Hingga Akhir Tahun

Panen Jagung di Jawa Tengah Masih Terjadi Hingga Akhir Tahun
Rasidi, petani jagung Desa Tegowanu Wetan, Tegowanu, Grobogan, Jateng beristirahat usai memanen jagung (14/10). Dia puas dengan hasil panen jagung pada MK 2018 yang harga jualnya dinilai menguntungkan. Foto: Humas Kementan

Di Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, pada bulan Oktober ini sedang musim panen jagung pada lahan sekitar 70 hektare yang tersebar di 7 desa. "Walaupun ditanam di musim kering dan hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan sebelumnya, namun dengan harga jual saat ini yang mencapai Rp 4600/kg pipil kering, petani sudah merasakan keuntungannya," kata Rasidi, salah satu petani Desa Tegowanu Wetan.

Harapan petani adalah harga jual agar tetap stabil dan akan lebih senang jika harga jual dinaikkan mengingat biaya produksi juga semakin tinggi. Dengan harga yang menguntungkan dan kondisi lahan yang sebagian besar adalah tadah hujan, pada musim hujan 2018 ini petani akan menanam jagung kembali

Begitu juga di empat kecamatan di Kabupaten Kendal yaitu Pegandon, Cepiring, Gumuh dan Patean, yang merupakan sentra jagung, saat ini sedang berlangsung panen, dan akan menanam jagung kembali di musim hujan 2018 dalam luasan yang lebih besar.

Harga benih jagung yang tinggi dan sering kurang tersedia pada saat waktu tanam tiba menjadi keluhan petani di Kabupaten Kendal. Namun demikian, sama dengan petani di Kabupaten Grobogan, jika harga jual tinggi, petani akan terus menanam jagung karena potensi lahan yang sesuai untuk tumbuh optimal tanaman jagung.(jpnn)


Kementan optimistis stok kebutuhan jagung masih dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri, salah satunya dari Jawa Tengah, hingga akhir tahun.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News